MEMBANGUN KEMITRAAN DENGAN SUPPLIER
A. Mengembangkan
Kemitraan yang Sukses
1. Pengertian
kemitraan
a. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia :
Arti
kata mitra adalah teman, kawan kerja, pasangan kerja, rekan. Kemitraan artinya
: perihal hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra.
b. Dr.
Muhammad Jafar Hafsah :
Kemitraan
adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam
jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling
membutuhkan dan saling membesarkan. Karena merupakan strategi bisnis maka
keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra
dalam menjalankan etika bisnis.
Jejaring Kerja (kemitraan) atau sering disebut partnership, secara etimologis berasal dari akar kata partner. Partner dapat diartikan pasangan, jodoh, sekutu atau kompanyon. Sedangkan partnership diterjemahkan persekutuan atau perkongsian. Dengan demikian, kemitraan dapat dimaknai sebagai suatu bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk satu ikatan kerjasama di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik.
Jadi kemitraan merupakan jalinan hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan. Secara garis besar dalam membangun jaringan kerja haruslah berlandaskan prinsip saling menguntungkan dan komunikasi dua arah.
Jejaring Kerja (kemitraan) atau sering disebut partnership, secara etimologis berasal dari akar kata partner. Partner dapat diartikan pasangan, jodoh, sekutu atau kompanyon. Sedangkan partnership diterjemahkan persekutuan atau perkongsian. Dengan demikian, kemitraan dapat dimaknai sebagai suatu bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk satu ikatan kerjasama di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik.
Jadi kemitraan merupakan jalinan hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan. Secara garis besar dalam membangun jaringan kerja haruslah berlandaskan prinsip saling menguntungkan dan komunikasi dua arah.
2. Hakikat
kemitraan
Dalam era globalisasi, adalah suatu kenyataan bahwa tidak
ada satu entitas yang mampu berdiri sendiri terpisah dari entitas yang lain.
Secara garis besar, kita sangat membutuhkan Jejaring Kerja (networking) untuk
menjadikan kehidupan kita lebih sukses. Agung Sudjatmoko (2009) menyatakan
bahwa sukses atau gagalnya seseorang karena pilihan hidupnya sangat tergantung
pada garis tangan dan campur tangan.
Meskipun kita berada di era modern, dimana segala sesuatu
dapat dikendalikan dengan tehnologi mutakhir, tetapi kesuksesan lembaga atau
organisasi masih sangat bergantung pada keberhasilan menciptakan jejaring kerja
(networking).
3. Pengembangan
kemitraan
Pengembangan kegiatan kerjasama atau kemitraan tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan data dasar yang
ada dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan kemitraan yang langkah-langkahnya
sebagai berikut:
a.
Melakukan
identifikasi dan seleksi masalah-masalah yang perlu dipecahkan, dicarikan jalan
keluar dengan pihak lain, mitra.
b.
Masalah yang
sudah teridentifikasi didiskusikan dan dikelompok-kelompokkan seperti misalnya
:
i.
Masalah yang
terkait dengan usaha
o Masalah jenis usaha
o Produktifitas, pendapatan
o Pedagang
ii.
Masalah dengan
kesehatan
o Wabah penyakit
o Rendahnya pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan
o Puskesmas dan sebagainya
iii. Masalah yang berhubungan dengan pendidikan
o Buta Aksara.
o Kesempatan memperoleh pendidikan
o Informasi tentang jenis pendidikan.
iv.
Masalah
lingkungan
o Perumahan / tempat tinggal
o Sarana angkutan
o Iklim
o Air dan sebagainya
v.
Masalah yang
berkenaan dengan pemerintahan
o Keamanan
o Keselamatan
o Kepemimpinan dan sebagainya
4.
Perencanaan dalam kemitraaan
a.
Jenis
perencanaan
*
Rencana kerja
yang akan dilaksanakan sendiri oleh penyelenggara.
*
Rencana,
perencanaan bantuan kerjasama/kemitraan merupakan rencana kerja yang disusun
bekerjasama dengan pihak mitra , bisa sesama lembaga, Lembaga masyarakat, Lembaga pemerintah/swasta, dan orang perorangan yang
dikerjasamakan bisa nara sumber teknis, sarana prasarana dan dana
b.
Cara melakukan
perencanaan
*
Mengumpulkan
data
*
Menganalisa dan menyimpulkan data
*
Menentukan
masalah utama
*
Menyusun
prioritas masalah yang perlu segera dipecahkan
*
Menetapkan
tujuan yang akan dicapai
*
Mencari
pemecahan setiap masalah, termasuk menentukan dana yang dibutuhkan oleh tenaga
yang dilibatkan dalam kegiatan
c.
Menerapkan
perencanaan
*
Kondisi ekonomi
dan aspek umum
*
Masalah dan
kebutuhan
*
Mengelompokkan
dan memprioritaskan masalah dan kebutuhan
*
Menyusun
prioritas masalah dan kebutuhan dengan mempertimbangkan :
·
Pengaruh
masalah tersebut
·
Jumlah orang
yang terpengaruh jumlah tersebut
·
Manfaat setelah
masalah tersebut dipecahkan
Membina hubungan dengan supplier adalah
sebuah keharusan dalam situasi
ekonomi sekarang ini. Keberhasilan manajemen hubungan dengan dengan supplier akan terlihat dari berkembangnya perusahaan dan suppliernya secara adil. Bagaimana supaya berhasil dengan baik, berikut adalah tips dari SCDigest.
ekonomi sekarang ini. Keberhasilan manajemen hubungan dengan dengan supplier akan terlihat dari berkembangnya perusahaan dan suppliernya secara adil. Bagaimana supaya berhasil dengan baik, berikut adalah tips dari SCDigest.
1.
Membagi supplier kedalam beberapa segmen, umumnya
berdasarkan spend atau pembelanjaan, value opportunities atau kemungkinan
berkembang,
dependency atau ketergantungan, risk & business impact atau resiko
terhadap produk kita, dan relationship complexity atau seberapa rumit servicenya.
dependency atau ketergantungan, risk & business impact atau resiko
terhadap produk kita, dan relationship complexity atau seberapa rumit servicenya.
2.
Mengatur hubungan secara tertulis, yaitu dengan
standard operation
procedure atau standar operasi, role & responsibility dari masing
masing pihak.
procedure atau standar operasi, role & responsibility dari masing
masing pihak.
3.
Mengukur performance masing masing pihak dan dilakukan
terbuka
secara berkala, selain mengukur angka angka pencapaian sales, juga
harus di ukur kualitas hubungan seperti kejujuran, niat baik, dan
menghormati tatacara bisnis.
secara berkala, selain mengukur angka angka pencapaian sales, juga
harus di ukur kualitas hubungan seperti kejujuran, niat baik, dan
menghormati tatacara bisnis.
B. Evaluasi
Suplier dan Sertifikasi
Mencari dan memilih supplier yang
berkualitas tak dapat hanya berdasarkan satu faktor yakni dengan
mempertimbangkan biaya (cost) saja, melainkan harus
turut dipertimbangkan quality dan delivery sebagai kriteria penting. Merancang sistem seleksi dan
evaluasi supplier yang didasarkan pada model dengan kriteria quality, cost dan delivery atau QCD merupakan
sistem terbaik dan obyektif yang seharusnya dimiliki perusahaan berkualitas.
Mengembangkan sistem seleksi dan evaluasi supplier yang
dilandasi QCD mengikuti beberapa tahap kerja antara lain penetapan kriteria,
penetapan bobot kinerja, penyusunan scoring system dan pelaporan hasil seleksi
dan evaluasi supplier.
Tujuan Pelatihan membantu para peserta untuk:
- Memahami kriteria seleksi dan
evaluasi supplier
- Mengetahui sistem pembobotan
- Dapat menyusun cara seleksi dan evaluasi supplier
yang baik dan obyektif
Dalam pelatihan ini peserta training diberi kesempatan melakukan
workshop dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Proses
(AHP). Melalui metode AHP dapat diketahui bobot tiap tiap kriteria dan
indikator kinerja supplier. Metode ini membantu dengan mudah melakukan seleksi
dan evaluasi supplier secara obyektif dan selektif.
Atau ada cara lain yang selama ini juga sering
dilakukan adalah menggunakan data historis, termasuk didalamnya adalah kualitas
produk yang dipasok, ketepatan waktu pengiriman, ketepatan jumlah pengiriman,
kondisi dari produk saat diterima, dan proses klaim. Data ini kemudian diolah
untuk mendapatkan nilai akhir mengenai kinerja tiap supplier.
Melakukan evaluasi terhadap kinerja supplier adalah hal yang penting, tetapi selama ini lebih
banyak dianggap sebagai beban oleh kebanyakan organisasi yang menjalankan ISO
9001:2000. Hal ini sering terjadi karena tidak adanya kategorisasi pada
supplier dan kurangnya pemahaman organisasi mengenai siapa yang harus
dievaluasi (atau bahkan tujuan dari evaluasi ini sendiri).
C. Suplier
Development
1. Pengertian
supplier development
Pengembangan
pemasok adalah semua hal dalam menyediakan pemasok dengan apa yang mereka
butuhkan untuk menjadi sukses dalam rantai pasokan. Defenisi lain dari
pengembangan pemasok adalah bekerja dengan pemasok untuk membantu meningkatkan
efisiensi dan menurunkan biaya untuk kepentingan biaya pemasok dan pembeli.
Pengembangan
pemasok membutuhkan investasi sumber daya dan keuangan oleh kedua mitra dan
mencakup berbagai aktivitas seperti pelatihan personil pemasok, investasi dalam
operasi pemasok dan penilaian kinerja yag sedang berlangsung.
Salah
satu jalan keluar dari permasalahan ini adalah bagi perusahaan yang bekerja
dengan pemasok mereka untuk dapat menurunkan total dari biaya bahan baku yang
dibeli. Perusahaan yang mampu memanfaatkan pangkalan logistik mereka untuk
mempengauhi struktur biaya total akan memiliki keunggulan kompetitif dipasar
mereka.
2. Tujuan
supplier devolopment
Paling tidak, program
pengembangan pemasok harus ditujuakan untuk mencapai beberapa hal berikut :
v Meningkatkan
kinerja pemasok
v Peningkatan
profitabilitas bagi semua peserta rantai pasokan
v Peningkatan
kualitas produk
v Hampir
sempurna tepat waktu pengiriman pada setiap titik dalam rantai pasokan
3. Fungsi
supplier devolopment
Fungsi yang paling
penting dari program pegembangan pemasok adalah:
v Menyediakan
informasi tentang produk, mengharapkan pertumbuhan penjualan dan lain-lain.
v Pelatihan
penerapan alat ramping dan berkualitas..
4. Alasan
perlunya pengembangan pemasok (supplier development)
a. Meningkatkan
kualitas
b. Meningkatkan
reabilitas supplier
c. Mengurangi
harga
d. Meningkatkan
efisiensi
v Dengan
mengurangi jumlah supplier
v Dengan
meningkakan kemampuan supplier
5. Metode
dalam supplier development
a. Single
sourcing (sumber tunggal)
Hanya menggunakan satu
orang supplier dalam satu komponen.
b. Double
sourcing (sumber ganda)
Jumlah pemasok yang
telah disetujui. Mengurangi resiko memiliki pemasok tuggal. Mengurangi jumlah
spesialisali pemasok.
c. Supplier
evaliation (evaluasi pemasok)
Sumber pemasok
dievaluasi dengan basis yang sama. Melakukan evaluasi terhadap kinerja supplier
adalah hal yang penting, tetapi selama ini lebih banyak dianggap sebagai beban
oleh kebanyakan oranisasi.
d. Sourcing
filter (menyaring sumber)
Memberi kenyamanan
kepada pelanggan dengan memberikan materai persetujuan.
e. Supplier
qulification ( kualifikasi pemasok)
Pemahaman menyeluruh
tentang kekuatan pemasok dan kelemahannya.
f. Supplier
development program (program pengembangan pemasok)
Bekerja sama dengan
pemasok untuk terus meningkatkan kualitas. Mengembangan pemasok untuk memenuhi
kebutuhan anda.
g. Supplier
audit
Tim auditor memeriksa
kinerja dan prosedur pemasok.
6. Langkah
pendekatan dalam supplier development sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi
barang kritis dan layanan
b. Mengidentifikasi
pemasok kritis yang tidak memenuhi persyaratan kinerja
c. Membentuk
tim fungsional pengembangan pemasok
d. Bertemu
dengan management puncak dari pemasok
e. Peringkat
proyek pemasok pengembangan
f. Menentukan
rincian perjanjian pemasok pembeli
g. Memonitor
status proyek dan memodifikasi strategi
2 comments:
terimakasih,, membantu sekali.. ^^
sama2, syukurlah ada manfaatnyeee :)
Post a Comment