TUGAS
RESUME
KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN
O
L
E
H
Kelompok
III :
Kurnia
Ramadhani 2511.044
Geta
Safitri 2511.048
Dosen
Pembimbing :
MUHIDDINUR
KAMAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
DAN
KOMPUTER JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKTTINGGI
1435 H / 2013 M
BAB
I
PENDAHULUAN
Guru merupakan sosok
yang di gugu dan di tiru. Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak di
wujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena
kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan
diantara siswa di dalam suatu kelas. Semua usaha yang di lakukan guru di
dalam pembelajaran mengacu pada bagaimana memfasilitasi siswa mencapai
kompetensi yang sudah di tetapkan. Pencapaian kompetensi tidak mungkin terjadi
tanpa melibatkan siswa secara lansung di dalam pembelajaran.
Suatu pengalaman
belajar yang di peroleh siswa tentu di harapkan dapat melekat kuat pada
dirinya. Secara memori diharapkan hal-hal yang dipelajari siswa melekat kuat pada
ingatan jangka panjangnya (long term
memory). Salah satu cara yang mesti dilakukan guru adalah dengan memberi
penguatan. Oleh karena itu, keterampilan ini merupakan keterampilan kunci dalam
meningkatkan mutu proses dan hasil belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep,
tujuan dan prinsip memberi penguatan
1. Pengertian
dan pentingnya penguatan
Dalam
kegiatan belajar mengajar adanya pemberian penghargaan sangatlah penting.
Tingkah laku dan penampilan siswa yang baik, diberi penghargaan dalam bentuk
senyuman atau kata-kata pujian yang merupakan penguatan terhadap tingkah laku
dan penampilan siswa.
Penguatan
adalah respon suatu tingkah laku yang dapat yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Umpamanya seorang guru memberikan
penguatan berupa komentar terhadap urutan pikiran yang baik atau yang lebih
baik lagi dalam diskusi selanjutnya.
Memberikan
penguatan dalam kegiatan belajar mengajar kelihatannya sederhana saja yaitu
tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa baik dalam bentuk kata-kata
membenarkan, kata pujian, senyuman atau angggukan. Walau demikian, banyak guru
tidak melaksanakannya. Tidak jarang kita temukan guru yang hanya memberikan
komentar negatif terhadap tingkah laku siswa yang salah, dan jarng sekali atau
tidak pernah memberikan respon positif terhadap tingkah laku siswa yang baik.
Padahal pemberian penguatan dalam kelas akan mendorong siswa meningkatkan
usahanya dalam kegiatan belajar mengajar dan mengembangkan hasil belajarnya.
Oleh karena itu di perlukan pemahaman serta latihan teratur dan terarah agar
guru-guru atau calon guru menguasai cara memberikan penguatan dan dapat
menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Tujuan
dan prinsip pemberian penguatan
a. Tujuan
yang dapat dicapai
Penggunaan penguatan
dalam kelas dapat mencapai berbagai tujuan sebagai berikut :
i.
Meningkatkan perhatian siswa
ii. Membangkitkan
dan memelihara motivasi siswa
iii. Memudahkan
siswa belajar
iv. Mengontrol
dan memodifikasi tingkah laku yang kurang positif serta mendorong munculnya
tingkah laku yang produktif.
b. Prinsip
penggunaan
Penggunaan penguatan
secara efektif harus memperhatikan prinsip berikut :
i. Kehangatan
dan keantusiasan
Dalam
memberikan penguatan, guru patut menampakkan kehangatan dan keantusiasan. Sikap
dan gaya guru termasuk suara, mimik dan gerakan badan, akan menunjukkan adanya
kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan penguatan.
ii. Kebermaknaan
Penguatan
yang di berikan guru hendaknya bermakna bagi siswa. Dengan memberikan penguatan
yang bermakna, siswa akan menjadi terdorong untuk meningkatkan keterampilannya.
Jika guru memuji siswa karena melakukan tugasnya dengan baik, maka pujian itu
hendaknya benar benar mampu mendorong siswa untuk menyelesaikan tugasnya lebih
baik lagi di masa mendatang.
iii. Hindari
penggunaan respon negatif
Respon
negatif dapat berupa kata-kata kasar, hinaan, cercaan dan ejekan. Jika
kata-kata tersebut diucapkan guru sebagai respon terhadap hasil kerja siswayang
tidak memuaskan maka guru tersebut sebenarnya telah menghancurkan kepribadian
siswa bahkan kelas yang di bimbingnya. Yang sebaiknya, jika siswa telah
melakukan kesalahan atau tidak menyelesaikan tugas secara sempurna hendaknya
guru tidak meresponnya secara negatif, tetapi memberikan pemahaman kepada siswa
untuk menyadari kelemahannya dan siswa menjadi terdorong untuk memperbaikinya.
B. Jenis Dan Cara Memberikan
Penguatan
1. Jenis-Jenis Pemberian Penguatan
Keterampilan memberikan penguatan terdiri dari
beberapa jenis yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh guru agar ia
dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematik. Jenis-jenis itu
adalah sebagai berikut :
a.
Penguatan
Verbal
Komentar berupa kata-kata pujian, dukungan, pengakuan
, dorongan yang dipergunakan untuk menguatkan tingkah laku dan penampilan
siswa, merupakan penguatan verbal. Komentar serupa ini biasanya merupakan
balikan atau informasi kepada siswa mengenai penampilannya.
Penguatan
verbal dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu :
i.
Kata-kata,
seperti : Bagus, Ya, Benar, Tepat, Bagus sekali, Betul, dan sebagainya.
ii. Kalimat, seperti : Pekerjaanmu baik sekali, Saya
senang dengan pekerjaanmu, Pekerjaanmu makin lama makin baik, Caramu memberi
penjelasan sangat teratur.
b.
Penguatan
Non Verbal
Yang termasuk ke dalam penguatan non verbal dapat
dijabarkan sebagai berikut :
i.
Penguatan
berupa mimik dan gerakan badan
Penguatan berupa mimik dan gerakan-gerakan badan
seperti : senyuman, anggukan, acungan ibu jari, atau tepukan tangan,
kadang-kadang dilaksanakan bersama-sama dengan penguatan verbal. Misalnya,
ketika guru memberikan penguatan verbal “Bagus” kepada seorang siswa, pada saat
itu juga guru mengacungkan jempolnya kepada siswa itu. Namun demikian,
penguatan non verbal ini tidak harus selalu dilaksanakan pada saat yang sama
dengan penguatan verbal.
ii.
Penguatan
dengan cara mendekati
Penguatan dengan cara mendekati (proximity), ialah
mendekatkan guru kepada siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya
terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa.
Cara tersebut dapat dilaksanakan antara lain dengan
berdiri disamping siswa, berjalan menuju kearah siswa, duduk dekat seorang atau
sekelompok siswa, berjalan kesisi siswa. Sering sekali penguatan ini berfungsi
sebagai usaha memperkuat penguatan verbal. Umpamanya, guru mendekati satu
kelompok siswa dikelasnya yang menampakkan kemajuan dalam melaksanakan tugas
kelompok mereka. Sambil berdiri atau duduk dekat kelompok itu, guru menberikan
penguatan-penguatan verbal seperlunya.
Dengan cara ini, penguatan verbal yang diberikan lebih
diperkuat, karena kehangatan dan keantusiasan guru dapat terjalin pula dalam
mendekatnya guru ke kelompok ini. Sesuai dengan situasi, guru dapat
menperkirakan berapa lama ia mendekati satu kelompok atau seorang siswa. Bila
terlalu lama, manfaat penguatan ini mungkin dapat menurun.
iii.
Penguatan
dengan sentuhan
Guru dapat menyatakan persetujuan dan penghargaannya
terhadap usaha dan penampilan siswa dengan menepuk-nepuk bahu atau pundak
siswa, menjabat tangan siswa atau mengangkat tangan siswa yang menang dalam
pertandingan. Cara seperti inilah yang disebut penguatan dengan sentuhan
(contact).
Penggunaan jenis penguatan ini harus dipertimbangkan
dengan seksama, agar sesuai dengan umur, jenis kelamin siswa serta latar
belakang kebudayaan setempat. Penguatan berupa pengelus-ngelus rambut siswa
misalnya, mungkin dapat dipakai di Taman Kanak-Kanak dan kelas-kelas rendah
Sekolah Dasar, tetapi belum tentu sesuai dengan siswa-siswa di kelas-kelas yang
lebih tinggi.
iv.
Penguatan
dengan kegiatan yang menyenangkan
Guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau
tugas-tugas yang disenangi siswa sebagai penguatan. Ada baiknya kegiatan dan
tugas yang digunakan sebagai penguatan ini mempunyai hubungan dengan penampilan
yang diberi penguatan.
Umpamanya seorang siswa yang menunjukkan kemajuan
dalam pelajaran musik ditunjuk menjadi pemimpin paduan suara sekolah, atau
dibolehkan menggunakan alat-alat musik pada jam bebas. Siswa yang lebih dahulu
menyelesaikan pekerjaan dengan baik dalam pelajaran matematika, dapat diminta
melakukan tugas membantu teman lainya dalam pelajaran itu. Ini tidak berarti
bahwa kegiatan-kegiatan lain tidak boleh digunakan. Memberi kesempatan
memainkan satu permainan, menjadi pemimpin barisan, dan sebagainya dapat
digunakan, asal saja kegiatan dan tugas-tugas ini disenangi siswa tersebut.
v.
Penguatan
berupa symbol atau benda
Dalam penguatan jenis ini, digunakan bermacam-macam
symbol atau benda. Yang berbentuk symbol antara lain dapat berupa tanda (V),
komentar tertulis pada buku siswa, sedangkan benda dapat berupa kartu
bergambar, bintang plastik, lencana, dan benda-benda lain yang tidak terlalu
mahal harganya, tetapi mempunyai arti simbolis.
Walaupun penguatan ini dapat dipakai sebagai insentif
yang berguna tetapi sebaiknya jangan terlalu kerap digunakan, terutama yang berupa benda, agar tidak sampai terjadi
kebiasaan siswa mengharap memperoleh benda sebagai imbalan terhadap penampilannya.
Sekalipun demikian, komentar tertulis pada buku pekerjaan siswa yang berarti
pengakuan penampilannya dan pemberian saran konstruktif kepadanya, akan tetap
besar nilainya bagi siswa dalam masa belajarnya.
vi.
Penguatan
tak penuh
Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja
benar, guru hendaknya tidak langsung memberikan respons menyalahkan siswa itu.
Tindakan guru yang baik dalam keadaan seperti ini ialah memberikan penguatan
tak penuh (partial). Umpamanya, bila seorang siswa hanya memberikan jawaban
sebagian benar sebaiknya guru mengatakan “Ya, jawabanmu sudah baik, tetapi
masih perlu disempurnakan sedikit”. Kemudian diminta siswa lain menjawabnya.
Dengan cara ini siswa tadi dapat mengetahui bahwa
jawabannya tidak seluruhnya salah sehingga ia masih mempunyai dorongan untuk
berusaha menemukan jawaban yang sempurna.
2.
Cara
Penggunaan Penguatan
Memberi penguatan dapat dilakukan dengan beberapa
cara. Diantara cara-cara tersebut tergambar dibawah ini :
a.
Penguatan
kepada pribadi tertentu
Penguatan harus jelas ditujukan kepada siswa tertentu
dengan menyebut namanya, sambil memandang kepadanya. Penguatan yang tidak jelas
kepada siapa ditujukan akan kurang efektif. Bila Marni menjawab tepat
pertanyaan guru, sebaiknya guru memandang Marni, dan mengatakan : Marni, tepat
jawabanmu. Penguatan ini akan kurang bernilai bagi Marni, bila guru mengucapkan
kalimat : “tepat jawabanmu” itu, sambil melihat keluar kelas atau ke papan
tulis.
b.
Penguatan
kepada kelompok siswa
Di atas telah disebutkan bahwa seharusnya penguatan
diberikan kepada siswa tertentu secara perorangan dengan menyebut namanya.
Walaupun demikian penguatan kadang-kadang dapat pula diberikan kepada
sekelompok siswa, umpamanya bila satu tugas telah diselesaikan dengan baik oleh
satu kelas, guru membolehkan kelas itu bermain bola volley yang memang menjadi
kegamaran mereka. Dapat pula guru menggunakan penguatan verbal saja, dengan
mengatakan : “Bapak senang sekali karena kalian telah menyelesaikan pekerjaan
ini dengan baik”.
c.
Pemberian
penguatan dengan segera
Penguatan seharusnya diberikan dengan segera setelah
munculnya tingkah laku atau respons siswa yang diharapkan. Penguatan yang
ditunda pemberiannya, cenderung kurang efektif.
i.
Variasi
dalam penguatan
Bila kata pujian yang serupa saja digunakan sebagai
penguatan, maka nilainya akan berkurang. Kalau setiap kali guru akan menberikan
penguatan,kata yang digunakan adalah “bagus” ini tidak lagi mendorong siswa
meningkatkan penampilanya. Demikian pula keadaannya, jika terlalu sering
digunakan gerakan yang semacam saja sebagai penguatan, umpamanya, “mengacungkan
ibu jari”. Sebab itu, perlu ada variasi, baik dalam cara penggunaan maupun
dalam jenispenguatan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penguatan adalah respon suatu tingkah laku yang
dapat yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut. Umpamanya seorang guru memberikan penguatan berupa komentar terhadap
urutan pikiran yang baik atau yang lebih baik lagi dalam diskusi selanjutnya.
Jenis-jenis penguatan antara lain terdapat dalam
pemberian penguatan ada dua yaitu penguatan verbal dan penguatan non verbal.
Pemberian penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip
pemberian penguatan antara lain memberikan kehangatan, keantusiasan,
kebermaknaan dan menghindari respon negatif.
Cara memberi penguatan antara lain yaitu penguatan kepada pribadi tertentu,
penguatan kepada kelompok
siswa,
dan pemberian
penguatan dengan segera.
B.
Saran
Di
harapkan setelah membaca makalah ini, para pembaca terutama untuk para calon
guru lebih mengetahui keterampilan dalam memberikan penguatan dalam proses
pembelajaran. Sehingga hubungan antara guru dan siswa dapat terjalin dengan
baik, dan suasana didalam kelas tercipta menyenangkan dan tidak tegang.