KETERAMPILAN
MENJELASKAN
A.
Pentingnya
Keterampilan Menjelaskan
Terdapat
beberapa alasan yang dapat dikemukakan mengenai perlunya keterampilan menjelaskan
dikuasai guru dengan baik yaitu sebagai berikut:
a. Tidak
semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya.
Untuk mengulangi hal tersebut guru membantu mereka dengan menjelaskan hal-hal
tertentu.
b. Penjelasan
yang diberikan oleh guru kadang-kadang “tidak jelas”bagi siswa, tetapi hanya
jelas bagi guru sendiri. Hal ini sering tercermin dalam ucapan guru:”sudah
jelas bukan”. Dalam hal ini kemampuan mengenal tingkat pemahaman siswa amat
penting dalam menyajikan suatu penjelasan.
c. Seperti
telah dikatakan di atas, guru cendrung lebih mendominasi kelas, dan sebagian
besar kegiatan guru adalah memberikan informasi lisan atau menjelaskan. Maka
amatlah penting meningkatkan efektifitas pembicaraan tersebut agar benar-benar
merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa.
d. Kurangnya
sumber yang tersedia yang dimanfaatkan siswa dalam proses belajar. Guru perlu
membantu siswa dengan cara pemberian informasi lisan berupa penjelasan yang
cocok dengan materi yang diperlukan.
B.
Pentingnya
Keterampilan Menjelaskan
Di
dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali mendengar ungkapan atau kalimat
sebagai berikut; “saya menjelaskan kepada kawan-kawan tentang tamasya ke pulau
Bali. Bagaiman keindahan alamnya, keramah tamahan penduduknya, adat istiadat
dan kebudayaannya, serta tari-tariannya yang terkenal ”
Pada
suatu ketika orang itu berkata lagi; “saya menjelaskan kepada murid saya,
mengapa pesawat terbang yang beratnya ber ton-ton itu dapat terbang di udara
dan tidak jatuh ke bawah”.
Istilah
menjelaskan pada kedua keadaan yang tersebut digunakan pada dua keadaan yang
agak berbeda. Pada keadaan yang pertama yang dimaksudkan adalah membuat suatu
gambaran tentang suatu keadaan atau peristiwa, sementara pada keadaan yang
kedua digunakan untuk menghubungkan sebab-sebab peristiwa alam yang jika
diberikan pada saat lain dengan kondisi yang sama akan berlaku juga untuk benda
lain.
Pada
kedua contoh di atas digunakan istilah menjelaskan. Padahal pada contoh pertama
menjelaskan berarti menceritakan, sedangkan pada contoh kedua menjelaskan
berarti mengorganisasikan isi pelajaran dalam urutan yang terencana sehingga
dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Penyampaian informasi yang terencana
dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama
kegiatan menjelaskan
Dengan
kata lain suatu penjelasan adalah penyajian informasi lisan yang diorganisasikan
secara sistematik yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, misalnya antara
sebab dan akibat, atau antara yang diketahui dengan yang belum diketahui, atau
antara hukum (dalil, defenisi) yang berlaku umum dengan bukti/contoh
sehari-hari
Memberikan
penjelasan adalah salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan seorang
guru. Interaksi di dalam kelas cendrung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan,
baik oleh guri sendiri, oleh guru dan siswa, maupun antara siswa dan siswa.
Diantara
ketiga pola interaksi itu, biasanya guru cendrung lebih mendominasi
pembacaraan. Lebih jauh lagi, sebagian besar pembicaraan guru mempunyai pengaruh
langsung, misalnya memberikan fakta, ide, pendapat, menegur siswa, memberi
alasan untuk mengambil tindakan, dan
sebagainya.
Keterampilan
menjelaskan ini terpakai untuk semua mata pelajaran dan tingkat kelas serta segala
macam jenis sekolah, hanya saja cara penyampaian dan kualitasnya berbeda
C.
Tujuan
Memberikan Penjelasan
Ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai guru dalam memberikan penjelasan di dalam
kelas:
a. Untuk
membimbing siswa memahami dengan jelas jawaban pertanyaan “mengapa”yang mereka
ajukan atau yang dikemukakan oleh guru
b. Menolong
siswa mendapatkan dan memahami hukum, dalil dan prinsip umum secara objektif
dan bernalar
c. Melibatkan
murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan
d. Untuk
mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk
mengatasi kesalah pengertian mereka
e. Menolong
siswa untuk menghayati dan mendapatkan proses penalaran dan penggunaan bukti
dalam penyelesaian keadaan yang meragukan
D.
Prinsip
Dalam Memberikan Penjelasan
Dalam
memberikan suatu penjelasan, prinsip-prinsip di bawah iniperlu diterapkan.
Yaitu :
1. Penjelasan
dapat diberikan di awal, di tengah, ataupun di akhir jam pertemuan tergantung
pada keperluannya
2. Penjelasan
harus relevan dengan tujuan pelajaran
3. Guru
dapat memberikan penjelasan bila ada pertanyaan siswa atau pun direncanakan
guru sebelumnya
4. Penjelasan
itu materinya harus bermakna bagi siswa
5. Penjelasan
harus sesuai dengan latar belakang dan kemampuan siswa
Penerapan Keterampilan Menjelaskan
A.
Menganalisis
dan Merencanakan
Terdapat
dua hal yang perlu dianalisis dan direncanakan secara baik sebelum menerapkan
keterampilan mengajar yaitu :
1. Unsur
Isi Pesan (Materi)
Hal yang perlu dianalisis dan
direncanakan yaitu :
a. Menganalisis
masalah secara keseluruhan
Dalam
hal ini termasuk mengidentifikasi unsur-unsur apa yang akan dihubungkan
(dikaitkan) dalam penjelasan itu. Misalnya pesawat terbang dapat terbang karena
adanya unsur-unsur sayap khusus dan angin yang dapat dilihat keterkaitannya.
b. Menentukan
jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang dikaitkan itu, misalnya unsur
yang satu berbeda atau bertentangan dengan yang lain. Contoh, kecepatan angin
yang berbeda pada bagian atas dan bawah sayap pesawat terbang menyebabkan
pesawat dapat terangkat naik.
c. Menggunakan
hukum, rumus atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah
ditentukan. Dalam hal ini juga termasuk kemungkinan penerapan hukum tadi dalam
peristiwa lain, misalnya prinsip sayap pesawat terbang dapat dipakai dalam
mendesain mobil balap atau kapal hydrofoils.
2. Unsur
Penerima Pesan (Siswa)
Merencanakan suatu penjelasan harus
mempertimbangkan penerima pesan, kepada siapa penjelasan itu hendak disajikan
agar dapat dipahami dengan baik.
Siswa yang akan diberi penjelasan sangat
penting bagi seorang guru, karena berhasil atau tidaknya penjelasan tersebut
sangat tergantung kepada kesiapan siswa yang mendengarnya.
Kesiapan siswa memahami suatu penjelasan
guru berkaitan dengan usia, jenis
kelamin, kemampuan, latar belakang sosial, dan lingkungan belajar. Oleh sebab
itu, dalam merencanakan suatu penjelasan harus selalu terbayang perbedaan-perbedaan
tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka ada
tiga pertanyaan yang harus membimbing seorang guru untuk merencanakan suatu
penjelasan, yaitu :
a. Apakah
penjelasan itu cukup relavan dengan pertanyaan yang diajukan siswa, atau dengan
situasi yang kelihatannya membingungkan mereka.
b. Apakah
penjelasan itu memadai, yakni mudah diserap siswa melalui apa yang telah
diketahuinya.
c. Apakah
penjelasan itu cocok dengan pengetahuan anak pada waktu itu. Misalnya, siswa
yang berada pada tingkat “operasional konkrit” dengan pemakaian istilah yang
masih terbatas dan kalimat yang panjang masih sukar ditangkap, penggunaan
contoh harus lebih baik, dan hendaknya hal ini menjadi perhatian utama dalam
merencanakan penjelasan.
B.
Menyajikan
Suatu Penjelasan
Suatu
perencanaan yang baik tidak akan berhasil bila penyajiannya kepada pendengar
tidak baik pula. Pelaksanaan atau penyajian dapat ditingkatkan hasilnya dengan
memperhatikan sub komponen di bawah ini.
1. Kejelasan
Kejelasan dalam memberikan suatu penjelasan
dapat dicapai dengan berbagai cara. Bahasa yang diucapkan harus jelas
kata-katanya, ungkapan maupun volume suara. Pembicaraan dilakukan dengan
lancar, dengan menghindari kata-kata yang tidak perlu, seperti “ee”, “aa”,
“mm”, “eh” dan sebagainya.
Di samping memperhatikan bahasa yang
baik tata kalimatnya, jelas ucapannya, dan kejelasan defenisi, istilah baru dan
asing, guru juga hendaknya menggunakan waktu diam sejenak, untuk melihat apakah
yang dijelaskan telah dimengerti oleh siswa sebelum dilanjutkan dengan
penjelasan lain, atau mengajukan pertanyaan.
2. Penggunaan
Contoh dan Ilustrasi
Pemahaman siswa terhadap konsep baru
atau konsep yang sulit, dapat ditingkatkan dengan pengetahuan atau situasi yang
telah diketahui siswa sebelumnya. Sedapat mungkin contoh yang digunakan adalah
contoh yang jelas, nyata, ada hubungannya dengan benda-benda yang dapat ditemui
siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Membuat variasi yang tepat dalam memberikan
contoh-contoh ataupun meminta contoh yang beragam dari murid akan membuat lebih
menarik dan efisien.
Pola pemberian contoh dengan mengaitkannya
dengan generalisasi (dalil) biasanya menjadikan penjelasan yang efektif. Salah satu
contoh pola ini yang sangat dianjurkan untuk digunakan adalah dalil-dalil, yakni
dimulai dengan suatu pernyataan singkat atau generalisasi diikuti dengan
contoh-contoh pernyataan tadi, dan disimpulkan dengan mengulang pernyataan
pertama.
Pada umumya ada dua pola yang mempunyai
efektivitas tinggi dalam menghubungkan contoh dan dalil ini, yaitu :
a. Pola
induktif, yang memberikan contoh-contoh terlebih dahulu dan akhirnya dari
contoh-contoh tersebut ditarik kesimpulan umum atau dalil (rumus)
b. Pola
deduktif, yang menggunakan contoh-contoh untuk memperjelas atau memperinci
lebih dalam satu hukum atau generalisasi yang telah diberikan lebih dahulu.
Pola yang akan dipakai akan sangat
tergantung kepada jenis bidang studi, usia siswa, dan latar belakang
pengetahuan siswa tentang pelajaran tersebut.
3. Pemberian
Tekanan
Dalam suatu penjelasan, guru harus
memusatkan perhatian siswa kepada masalah pokok dan cara pemecahannya, serta
mengurangi informasi yang tidak begitu penting. Dengan kata lain, untuk
memudahkan belajar pusatkan perhatian kepada hal-hal yang mendasar dari masalah
yang dibicarakan, dan pada saat yang sama, kurangi pembicaraan yang kurang
penting. Keterampilan memberikan penekanan ini dapat digolongkan menjadi dua
kategori, yaitu :
a. Mengadakan
variasi dalam gaya mengajar guru
Yang
paling banyak dilakukan adalah memberikan tekanan pada suara guru ketika mengucapkan
butir-butir yang dianggap penting. Selain itu, juga perlu ada perubahan dari
keras menjadi lembut, dari tinggi menjadi rendah, ada suara bergetar, sedih dan
ada pula suara gembira. Begitu pula kecepatan suara dapat divariasikan untuk
memberikan tekanan. Variasi lain dari gaya mengajar guru adalah mimik dan
gerak-gerik badan yang dapat pula digunakan untuk memberikan penekanan.
b. Membuat
struktur sajian
Membuat
struktur sajian, yaitu memberikan informasi yang menunjukkan alat atau tujuan
utama sajian. Hal ini dapat dilakukan dengan tiga cara :
1. Dengan
memberikan ikhtisar dan pengulangan
2. Dengan
memparafrase (mengatakan dengan kalimat lain) jawaban siswa
3. Memberikan
tanda (isyarat) lisan, seperti “pertama”, “kedua” dan sebagainya
4. Balikan
Dalam
menyajikan penjelasan, guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk
menunjukkan pemahaman ataupun keraguannya (ketidakmengertiannya) ketika
penjelasan itu berlangsung. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawabnya, atau dengan
memperhatikan tingkah laku dan mimik mereka selama penjelasan itu disajikan.
Berdasarkan balikan itu guru perlu
melakukan penyesuaian dalam penyajiannya, misalnya kecepatannya, memberikan
contoh tambahan atau penggunaannya, atau mengulangi kembali hal-hal yang
penting.
C.
Mengukur
Keterampilan Menjelaskan Guru
Cara
guru untuk mendapatkan umpan balik tentang keterampilan menjelaskan yang sedang
ia pelajari yaitu dengan cara memberikan format observasi dan balikan kepada
siswa yang berguna untuk memperbaiki secara terus-menerus kemampuan guru dalam
menjelaskan keterampilan tersebut.
0 comments:
Post a Comment