PESONA TARUSAN KAMANG (DANAU BERMUKA DUA)
Gambar ketika di genangi air
Penulis ingin menceritakan kepada
pembaca semua, tentang sebuah keajaiban alam semesta di daerah penulis yang
barangkali tidak dimiliki oleh daerah lain. Keajaiban alam karunia terbesar
Tuhan untuk masyarakat daerah kami. Nama kampungnya adalah Tarusan
Kamang, lebih kurang 25 km dari kampung penulis Nagari Lasi, Kecamatan
Canduang. Tarusan Kamang ini terletak di kaki bukit Barisan dalam daerah dua
jorong yaitu jorong Bukik Babukik dan Halalang, Kanagarian Kamang Mudiak,
Kecamatan Kamang Magek.
Bila
kita berangkat dari Bukittinggi, Tarusan Kamang ini jaraknya lebih kurang 17 km
atau 20 menit dengan membawa kendaraan bermotor. Letaknya sebelah utara Kota
Bukittinggi, dari Jalan Raya Bukittinggi-Payakumbuh
kita berbelok ke kiri di Simpang Limau, kemudian lurus saja lebih kurang 11 km,
ketika sampai di Simpang Tigo Koto Panjang, kita kembali belok kiri lebih
kurang 800 m kita akan sampai di Pakan Sinayan, disana kita belok kanan, lurus
saja lebih kurang setelah menempuh jarak 3 km lah kita sampai di Tarusan
kamang ini. Nah, apa yang akan kita dapati disana?
Jika kita
pergi pada musim kering atau kemarau , kita akan mendapati padang savana
yang luas dengan pemandangan yang membuat decak kagum. Di padang rumput yang
luas itu kita akan melihat banyak ternak kerbau dan sapi lepas bebas menikmati
rumput-rumput yang hijau ranum dan segar, dilain pojok kita akan mendapati
anak-anak yang sedang berkejaran bermain bola, layang-layang dan
sebagainya. Hembusan angin yang dingin sepoi dari pegunungan akan menyejukkan
tubuh kita dan membuat kita lupa bahwa musim itu adalah musim kering.
Namun jika kita pergi pada
musim hujan atau musim biasa (kadang hujan kadang panas hehe) , Nah kita
akan menemukan di lokasi yang sama sebuah danau yang sangat indah. Kita akan melihat
muda-mudi bermain rakit, memancing, dan aktivitas di air yang sangat
menyenangkan. Andapun bisa mencobanya. Di bagian cekung terdalam danau ini
hanya sepinggang orang dewasa, sehingga aman untuk orang yang tidak pandai
berenang sekalipun. Kala sore menjelang perpaduan warna jingga mentari
dan hijaunya danau akan membuat kita betah duduk berlama-lama bersama pasangan
kita di pinggir danau “jadi-jadian” tersebut.
Pada musim air mengenang ini,
padang rumput yang hijau yang terjaga sendiri keindahannya tanpa adanya banyak
campur tangan masyarakat memotong atau merapikannya tetaplah ada disekeliling
danau. Dipadang rumput itu kita bisa berkumpul bersama keluarga untuk menikmati
ketenangan danau Tarusan Kamang tersebut. Melepas lelah sejenak bersama teman-teman
dipinggir danau ini sambil bercerita dan bercanda tentu akan akan sangat
menyenangkan.
Nah, keajaiban alam di Tarusan
Kamang ini sudah berlangsung sejak dulu kala. Menurut cerita orang tua-tua
setempat sebelum tahun 1970-an , ketika hutan-hutan di bukit barisan masih
terpelihara, Air Tarusan Kamang ini bisa tergenang selama 4 sampai 5 tahun.
Tidak tergandung musim kemarau atau musim kering. Ikan-ikannya sangat banyak.
Apalagi pada zaman itu pemerintahan nagari memberlakukan sistim larangan, dengan
memasang bendera putih di pohon beringin yang berada ditengah-tengah tarusan
atau danau tersebut. Apabila air telah menyusut dan sudah sejajar dengan batang
baringin tersebut maka bendera putih dicabut atau tanda larangan dicabut.
Dengan begitu maka masyarakat baru dibolehkan menangkap ikan, baik laki-laki
atau perempuan, baik dewasa maupun anak -anak tumpah ruah dengan berbagai macam
peralatan menangkap ikan, berton-ton ikan bisa didapat pada masa itu.
Pesona
Tarusan kamang hingga kini masih mempesona. Walau masa tergenangnya air dan
jumlah ikannya sudah tidak lagi seperti dulu. Sekarang ini kata masyarakat
setempat lama tergenangnya air atau menjadi danau kadang tidak sampai setahun
atau kadang mengikuti musim. sistem larangan pun sudah tidak diberlakukan lagi,
akibatnya baru saja menjadi danau masyarakat sudah menangkap ikan-ikannya
sampai tak bersisa. Ikan terkecilpun disapu bersih tanpa menunggu besar dan
berkembang dulu. “Abih tandeh” bahasa minangnya.
KeunikanTarusan
kamang ini yaitu padang rumput yang bisa berubah menjadi danau dan berubah lagi
menjadi padang rumput ini dan begitu seterusnya, menurut cerita
masyarakat disini adalah karena adanya “pupukan” atau lubang-lubang
dicelah batu di dasar danau tempat muncul dan menghilangnya air yang kemungkinan
dibawahnya ada semacam tarusan atau jalan air yang berasal dari bukit barisan
yang mengelilingi kampung tarusan kamang tersebut.
Begitulah sedikit keunikan alam
Ranah Minang khususnya Tarusan kamang. Keunikan yang membawa berkah yang
sangat luar biasa dari Allah SWT pada masyarakat tarusan kamang.
Ohya jika pembaca bertanya dari mana ikan-ikan di danau itu berasal?
bukankah sebelum air nya muncul dan menjadi danau tempat tersebut hanyalah
padang rumput semata? Jawabnya adalah ikan-ikan itu berasal dari “tabek”
atau kolam ikan milik masyarakat disekitar padang rumput atau danau tersebut,
nah ketika tarusan itu tergenang mendadak ( Menurut cerita sore masih
kering, besok paginya sudah tergenang saja airnya seperti danau), maka
kolam-kolam itu akan direndam dan ikan-ikan dalam kolam itu tentu tidak
terselamatkan dan berbaur menjadi ikan danau, ikan yang ada macam-macam ada
ikan rayo, ikan nila, puyu, udang, paweh, mujair dan yang paling populer adalah
munculnya ikan pantau yang diperkirakan berasal dari lubuak “kolam” yang
terpusat di pupukannya. Uniknya lagi, Ikan pantau ini hanya ada di tarusan
kamang ini saja. Dan semua ikan-ikan itu bebas siapa yang mau mengambil tanpa
ada yang melarang walau kita tidak ikut menyumbang “kolam” yang direndam danau
tersebut. hehehe….
Begitu uniknya danau Tarusan
Kamang ini, berair dan tidaknya tak dapat di tebak oleh manusia. Makanya terkenal
dengan Danau bermuka dua. Di pertengahan desember saya berkunjung kesini,
sempat mengabadikan beberapa moment sebagai berikut :
0 comments:
Post a Comment