RSS

Permasalahan Pendidikan di Indonesia


 
BAB I
PENDAHULUAN
I.             Latar Belakang
Kualitas pendidikan di Indonesia pada saat sekarang ini sangat memprihatikan. Hal ini terbukti sesuai data UNESCO bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Memasuki abad ke-21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut lebih banyak disebabkan kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan. Yang kita rasakan sekarang adalah ketertinggalan mutu pendidikan baik formal ataupun informal. Oleh karena itu, kita harus dapat meningkatkan SDM yang tidak kalah dengan SDM negara lain.
II.          Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kualitas pendidikan di Indonesia?
2.      Apa saja penyebab dan masalah yang berhubungan dengan pendidikan di Indonesia?
3.      Bagaimana solusi terhadap masalah-masalah yang ada?
4.      Apa saja jenis-jenis lembaga pendidikan serta masalah masing-masingnya?
III.       Tujuan penulisan
1.      Mendeskripsikan kualitas pendidikan di Indonesia saat ini.
2.      Mendeskripsikan hal-hal yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
3.      Mendeskripsikan solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-permasalahan pendidikan di Indonesia.
4.      Mendeskripsikan jenis-jenis lembaga pendidikan serta masalah masing-masingnya.
IV.       Manfaat penulisan
1.      Dapat dijadikan senagai acuan dalam mengajar agar peserta didiknya dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan dating.
2.      Dapat dijadikan bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi diri pada khususnya dan meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.


BAB II
PEMBAHASAN
I.             Kualitas Pendidikan di Indonesia
            Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan murid-muridnya. Guru-guru tentuya punya harapan terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan kepada siswanya. Banyak orang yang menjadi guru karena tidak diterima di jurusan lain atau kekurangan dana. Kecuali guru-guru lama yang sudah lama mendedikasikan dirinya menjadi guru. Selain berpengalaman mengajar murid, mereka memiliki pengalaman yang dalam mengenai pelajaran yang mereka ajarkan. Belum lagi masalah gaji guru. Jika fenomena ini dibiarkan berlanjut, tidak lama lagi pendidikan di Indonesia akan hancur mengingat banyak guru-guru berpengalaman yang pensiun.
II.          Penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia
Di bawah ini akan diuraikan beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia secara umum, yaitu:
1.      Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna.
Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah karena tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu tujuan apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan.


2.      Efisiensi Pengajaran Di Indonesia
Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih mudah. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaimana dapat meraih standar hasil yang telah disepakati.
Beberapa masalah efisiensi pengajaran di dindonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan lain-lain. Sistem pendidikan yang baik juga berperan penting dalam meningkatkan efisiensi pendidikan di Indonesia. Sangat disayangkan juga sistem pendidikan kita berubah-ubah sehingga membingungkan pendidik dan peserta didik.
3.      Standarisasi Pendidikan Di Indonesia
Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaiman agar mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak mementingkan cara memperoleh hasil tetapi yang terpenting adalah memenuhi nilai di atas standar saja. Hal seperti itu sangat disayangkan karena berarti pendidikan bisa kehilangan makna saja karena terlalu menuntun standar kompetensi.
Dalam kasus UAN yang hampir selalu menjadi kontrofesi misalnya. Kami menilai adanya sistem evaluasi seperti UAN sudah cukup baik, namun yang kami sayangkan adalah evaluasi pendidikan seperti itu yang menentukan lulus tidaknya peserta didik mengikuti pendidikan, hanya dilaksanakan sekali saja tanpa melihat proses yang dilalu peserta didik yang telah menenpuh proses pendidikan selama beberapa tahun. Selain hanya berlanhsug sekali, evaluasi seperti itu hanya mengevaluasi 3 bidang studi saja tanpa mengevaluasi bidang studi lain yang telah didikuti oleh peserta didik.

Selain beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di atas, berikut ini akan dipaparkan pula secara khusus beberapa masalah yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.
1.      Rendahnya kualitas sarana fisik
Banyak sekolah masalah yang muncul karena kurang memadainya sarana fisik yang membantu proses belajar mengajar diantaranya : gedung yang rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar yang rendah, buku perpustakaan yang tidak lengkap, laboratorium yang tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
2.      Rendahnya kualitas guru
         Keadaan guru di Indonesia juga sangat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.
         Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi sebagai cermin kualitas. Tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pengajar yang rendah dipengaruhi oleh rendahnya tingkat kesejahteraan guru.


3.      Rendahnya kesejahteraan guru
         Rendahnya kesejahteraan guru berperan penting sebagai penyebab rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Gaji ideal seorang guru per bulan sebesar 3 juta rupiah, tetapi kenyataannya di Indonesia gaji guru relative rendah. Dengan demikian banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Kesenjangan kesejahteraan guru swasta dan negeri menjadi masalah lain yang muncul. Di lingkungan pendidikan swasta, masalah kesejahteraan masih sulit mencapai taraf ideal.
4.      Rendahnya prestasi siswa
         Rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru mengakibatkan pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan.
UNDP telah mengumumkan hasil studi tentang kualitas manusia secara serentak di seluruh dunia melalui laporannya yang berjudul Human Development Report 2004. Di dalam laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari 177 negara. Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
5.      Kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan
         Layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
         Program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah baru mencapai tingkat SMP. Sedangkan pendidikan khusus dan menjurus pada kemampuan siswa berada pada tingkat SMA dan dilanjutkan ke Perguruan Tinggi.
6.      Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan
         Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Data BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan sejak tahun 1990 menunjukan angka pengangguran yang tinggi baik tingkat SMA, Diploma, ataupun Sarjana. Sedangkan pada periode yang sama pertumbuhan kesempatan kerja cukup tinggi untuk masing-masing tingkat pendidikan yaitu 13,4%, 14,21%, dan 15,07%.. Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.
7.      Mahalnya biaya pendidikan
         Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana.

III.       Solusi permasalahan pendidikan di Indonesia
1.      Solusi sistemik
Þ    solusi dengan cara mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.

Maka, solusi untuk masalah-masalah yang ada, khususnya yang menyangkut perihal pembiayaan seperti rendahnya sarana fisik, kesejahteraan guru, dan mahalnya biaya pendidikan berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada. Akan kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam atmosfer sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa pemerintahlah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara.
2.      Solusi teknis
Þ    yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkaitan langsung dengan pendidikan. Misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.

Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan.
i.        Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru.
ii.      Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga, sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.
            Menurut Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono memaparkan beberapa langkah yang akan dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah:
1.      Meningkatkan akses terhadap masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan di Indonesia. Tolak ukurnya dari angka partisipasi.
2.      Menghilangkan ketidakmerataan dalam akses pendidikan seperti ketidakmerataan di desa dan kota, serta gender.
3.      Meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan kualifikasi guru dan dosen, serta meningkatkan nilai rata-rata kelulusan dalam ujian nasional.
4.      Menambah jumlah jenis pendidikan dibidang kompetensi atau profesi sekolah kejuruan. Untuk menyiapkan tenaga siap pakai yang dibutuhkan.
5.      Membangun infrastruktur seperti menambah jumlah komputer dan perpustakaan di sekolah-sekolah.
6.      Meningkatkan anggaran pendidikan.
7.      Penggunaan teknologi informasi dalam aplikasi pendidikan.
8.      Pembiayaan bagi masyarakat miskin untuk bisa menikmati fasilitas penddikan.
IV.       Jenis-jenis lembaga pendidikan di Indonesia dan perbedaannya
1.      Sekolah
               Sebelum masa penjajahan, pendidikan yang ada di Indonesia berupa pendidikan non formal. Pendidikan ini telah ada sejak Zaman Kerajaan Hindu (atau sebelumnya), pendidikan dilangsungkan di tempat ibadah, perguruan atau padepokan. Ketika Belanda mulai memporak-porandakan Indonesia, Belanda pun mulai melakukan penjajahan terhadap dunia pendidikan. Penjajahan yang dilakukan dengan membentuk lembaga pendidikan baru yang dinamakan sekolah.
               Pada awal masa penjajahan sampai tahun 1903 sekolah formal masih dikhususkan bagi warga Belanda di Hindia Belanda. Sekolah yang ada pada masa itu diantaranya ELS, HIS,HCS, MULO dan AMS. Saat ini ada 3 jenjang pendidikan yang ditempuh sebelum memasuki niversitas yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

2.      Madrasah
               Secara umum madrasah juga sama dengan sekolah-sekolah lain, yaitu lembaga pendidikan yang menggunakan sistem klasikal dan kelas dengan segala fasilitasnya seperti kursi, meja dan papan tulis, kecuali aspek tradisi dan kurikulum yang dilaksanakan.
               Secara teknis madsarah menggambarkan proses pembelajaran secara formal yang tidak berbeda dengan sekolah. Hanya dalam lingkup kultural, madarasah ini mempunyai konotasi spesifik. Yakni sebagai lembaga pendidikan yang dalam proses pembelajaran dan pendidikannya menitikberatkan pada persoalan agama.
               Kata madrasah, yang secara harfiah identik dengan sekolah agama, lambat laun sesuai dengan perjalan peradaban bangsa mengalami perubahan dalam meteri pelajaran yang diberikan kepada anak peserta didiknya, madrasah dalam kegiatan pembelajarannya mulai menambah dengan mata pelajaran umum yang tidak melepaskan diri dari makna asalnya yang sesuai dengan ikatan budayanya, yakni budaya Islam.
3.      Pesantren
Secara istilah pesantren adalah lembaga pendidikan Islam dimana para santri biasa tinggal di pondok (asrama) dgn materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum bertujuan utk menguasai ilmu agama Islam secara detail serta mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian dgn menekankan penting moral dalam kehidupan bermasyarakat.
i.        Tipologi Pondok Pesantren
Menurut Yacub yg dikutip oleh Khozin mengatakan bahwa ada beberapa pembagian pondok pesantren dan tipologi yaitu :
Ø  Pesantren salafi yaitu pesantren yg tetap mempertahankan pelajaran dgn kitab-kitab klasik dan tanpa diberikan pengetahuan umum.
Ø  Pesantren khalafi yaitu pesantren yg menerapkan sistem pengajaran klasikal (madrasi) memberikan ilmu umum dan ilmu agama serta juga memberikan pendidikan keterampilan.
Ø  Pesantren kilat yaitu pesantren yg berbentuk semacam training dalam waktu relatif singkat dan biasa dilaksanakan.
Ø  Pesantren terintegrasi yaitu pesantren yg lbh menekankan pada pendidikan vocasional atau kejuruan.
ii.      Trend baru pesantren dalam rangka memperbaharui system sebelumnya:
Ø  Mulai akrab dengan metodologi kegiatan modern.
Ø  Semakin berorientasi pada pendidikan fungsional
Ø  Diversifikasi program dan kegiatan makin terbuka
Ø  Dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan
Pada saat sekarang ini posisi sekolah, madrasah, dan pesantren tidak dibedakan lagi karena sama-sama memiliki tujuan yang sama yaitu mencerdaskan ehidupan bangsa. Ketiga lembaga pendidikan tersebut telah di akui oleh negara dan pemerintah secara hukum sebagaiman telah tertuang dalam UU.
Keberadaan pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan asli Indonesia harus tetap dilestarikan, karena kehadiran pesantren di tengah-tengah masyarakat selain untuk memberdayakan masyarakat juga sebagai wadah untuk menyiapkan kader-kader ulama yang mampu menguasai dan memahami Al-Qur’an dan al hadis secara baik dan benar dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kemunculan madrasah menjadi salah satu indikator penting bagi perkembangan positif kemajuan prestasi budaya  Islam, terlihat pada fenomena madrasah yang maju saat ini, mencerminkan  keunggulan keilmuannya, intelektual dan cultural.
BAB III
PENUTUP
I.             Kesimpulan
Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu efektifitas pendidikan, efisiensi pengajaran, dan standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan.
Beberapa masalah yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia telah saya uraikan pada BAB II diantaranya : rendahnya kualitas sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya prestasi siswa, dan lain-lain.
Adapun solusi yang dapat diberikan dari permasalahan di atas antara lain dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan, dan meningkatkan kualitas guru serta prestasi siswa.
Pada saat sekarang ini posisi sekolah, madrasah, dan pesantren tidak dibedakan lagi karena sama-sama memiliki tujuan yang sama yaitu mencerdaskan ehidupan bangsa. Ketiga lembaga pendidikan tersebut telah di akui oleh negara dan pemerintah secara hukum sebagaiman telah tertuang dalam UU.
II.          Saran
Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga bermamfaat bagi pembaca. Penulis merasa makalah yang telah penulis selesaikan ini masih ada kekurangannya. Maka dari itu penulis berharap adanya kritikan, saran , maupun masukan terhadap makalah ini. Jika ada kritikan, saran, ataupun masukan dari pembaca,  penulis mengucapkan terimakasih.
KEPUSTAKAAN
file:///C:/Users/Toshiba/Downloads/PONDOK%20PESANTREN,%20MADRASAH%20DAN%20SEKOLAH%20_%20Ma%27akum%20Ma%27ana.htm
http://mussofiany.blogspot.com/2012/05/masalah-pendidikan-di-indonesia.html
http://positivego.blogspot.com/2012/11/masalah-pendidikan-di-indonesia.html
Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/madrasah-sebagai-lembaga-pendidikan.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment